BAB II | Akankah manusia menjadi tuhan


AKANKAH MANUSIA MENJADI TUHAN



Setelah manusia mencapai keberhasilannya seolah menjadi tuhan. Akankan manusia menjadi tuhan?. Disini kita akan mengenal tentang suatu hakikat dari dua pihak yaitu pencipta dan yang diciptakan.

Manusia pada hakikatnya selalu mencari kebahagiaan Dengan prinsip kebebasan bahkan setelah kebebasan itu didapatkan manusia masih akan terus mencari kebehagian yang lebih dari itu.

Perhatikan.......!!!

Mulai dari Reaktor fusi nuklir yang dapat menghasilkan energi yang luar biasa besar dan mungkin tanpa batas hingga manusia bisa menciptakan AI (kecerdasan buatan) dengan basis computing yang maha canggih  yang dapat  menjalankan semua sistem yang ada didunia ini. mulai dari ekonomi, bisnis transportasi dan sebagainya. Database yang menyimpan semua data dan benda yang ada didunia dan menghubungkan dengan otak secara nirkabel hingga IA (kecerdasan buatan) yang maha canggih tadi bisa memahami semua kebutuhan manusia, kegundahan manusia dan menyediakan solusi secara instan. Serta lewat quantum fisika manusia akan mampu memecahkan dan memanipulasi bulprin dari sebuah atom hingga manusia bisa menciptakan materi baru di alam semesta ini. dan perkembangan neurosains hingga bisa memenuhi segala ekspektasi manusia hanya dalam satu tegukan botol kecil.  Hingga pada satu titik dimana manusia bisa menciptakan apa saja sesuai imajinasi manusia itu sendiri.

Dengan teknologi yang telah di ciptakan manusia. kematian dan menjadi tua hanyalah sebuah pilihan. Dan semua harapan serta kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara instan dan bahkan bisa menentukan ulang takdir sekalipun.

Pada saat inilah manusia hanya sibuk merealisasikan semua imajinasinya. Dan melampaui semua batasan-batasan yang ditetapkan tuhan. Tanpa disadari kata “harapan” telah musnah. Tidak ada lagi yang berharap karna semua ada dalam kendali manusia itu sendiri. Tidak ada kata “berjuang” karena semua telah terpenuhi secara instan. Tidak ada kata “usaha” karena semua telah terusahakan.

 

“Sekiranya tuhan mengizinkan posisi manusia ini seolah menggantikannya maka yang akan terjadi demikian.”

Silahkan lanjutkan membaca....

 

Hingga tiba pada suatu kesadaran bahwa segela sesuatu yang telah dicapai oleh manusia tidak lagi bermakna karena diperoleh tanpa adanya perjuangan, pengorbanan dan harapan. Dan lebih anehnya lagi, ternyata bahagia itu terletak pada suatu kesadaran yaitu memahami serta memaknai keterbatasan.

Dari sini kita belajar bahwa bahagia tidak harus lepas dari keterbatasan dan memiliki kebebasan sebebas-bebasnya. Melainkan menggunakan keterbatasan itu untuk mendapatkan pencapain yang berujung pada makna terdalam dari sebuah kebahagiaan. Karena bahagia adalah tentang kondisi yang harus di perjuangkan, dipertaruhkan dan dikorbankan.

Dan pecayalah bahwa bahagia itu selalu tentang luka, suka, duka, pilu dan derita. karena dari kumpulan-kumpulan itulah akan membentuk sebuah kebahagian yang sangat amat berarti dalam kehidupan kita.

Ingat..!!! bahwa jika kita ingin merasakan nikmatnya sembuh terkadang kita Harus menelan pahitnya obat.  

Indah...bukan?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fatwa cinta

Aroma Bangkai Masa Lalu

BENARKAH TAKDIR ITU SUDAH DIGARISKAN? by PantatKiller